Setiap manusia yang hidup dimuka
bumi ini pasti pernah merasakan sebuah penderitaan. Baik penderitaan hati,
bathin, jiwa, lingkungan dan juga alam. Sangat banyak penderitaan yang terdapat
didunia ini dari yang kecil hingga yang terbesar. Tetapi semua penderitaan itu
terjadi akibat faktor manusia itu sendiri. Setiap penderitaanpun memiliki
banyak dampak juga untuk yang mengalaminya.
Penderitaan termasuk realitas
dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang
berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada
yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan
kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak
bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang
lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan
itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh
penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam
menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika
seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa
tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan
adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat
menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan
menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Bencana alam yang pernah melanda
Indonesia adalah gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat pada tahun 2009
silam.
Gempa ini terjadi dengan kekuatan
7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30
September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat
laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera
Bara.
Menurut data Satkorlak PB,
banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4
kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan
1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380
rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
Gempa bumi adalah getaran atau
guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk
menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita
walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Upaya Pencegahan Gempa Bumi.
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah
rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan
cara – cara penyelamatan diri jika
terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan
pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan
pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
Banyak
penyebab bencana itu datang dari manusia yang hanya mementingkan diri sendiri.Bencana
alam sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan menyebabkan korban manusia,
penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan prasarana lingkungan dan
ekosistemnya serta menimbulkan gangguanterhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Yang coba dibangun di sini adalah kesadaran akan kompleksitas
hidup ini tidak berarti kita membiarkan diri menghadapi kegelapandan
membiasakan hidup di dalamnya tetapi sebaliknya belajar membuat pelita,
sekecilapapun. Sebagian besar peristiwa berada di luar kendali manusia, apalagi
bencana, tetapikita bisa secara kolektif menetapkan
parameter-parameter ancaman demi mengantisipasidan menghadapinya. Itulah hidup
yang berpengharapan.
www.gunadarma.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar